Cari Blog Ini

Rabu, 07 September 2011

IBU

 D. Zawawi Imron

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir


Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mawang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa ku bayar

Ibu adalah gua pertapaanku
Dan ibulah yang meletakkanku disini
Saat bunga kembang menyerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Bila kasihmu ibarat samudra
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempat berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu ibu, yang kan kusebut lebih dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu

Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar